Senin, 18 Agustus 2008

Celoteh-Celoteh Kemerdekaan 63 Tahun

17 Agustus ?
Kemerdekaan kerap kali kita peringati pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya untuk memperingati para pejuang kita yang dulu berjuang untuk merebut tanah kerajaan ini menjadi negara Indonesia dari penjajah yang serakah itu...
Benar memang setiap orang Indonesia pasti tidak akan sama jawabannya tentang tanggal 17 Agustus ini. Mungkin sudah beberapa orang yang pernah mencari apa arti tanggal 17 Agustus ?
Aku dan kawan-kawan KOFi' 52 pada tahun ini mempertanyakan hal itu kepada beberapa orang Indonesia yang berada di sekitar Kota Medan dari anak-anak sampai orang tua dan dari orang yang makmur dengan orang yang merasa masih di tindas. Jawabanya ada juga yang sama ada juga yang beda karena di lihat dari lingkungannya. Tapi aku yakin semua orang yang aku tanya bangga menjadi rakyat yang merdeka.
Mengibarkan bendera MERAH PUTIH dan menyanyikan lagu Indonesia Raya pasti kita bangga atas para pejuang dulu yang merebut kemerdekaan ini. Soekarno dan M. Hatta menjadi deklarator Kemerdekaan Indonesia untuk seluruh Orang Indonesia adalah momen yang tak bisa dilupakan oleh seluruh Orang Indonesia.
Tapi aku agak terkejut di perkampungan Kuala Namu tepatnya di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 18 Agustus 2008, asli aku lihat tidak ada bendera MERAH PUTIH yang berkibar. Aku bertanya kepada warga setempat apakah di daerah sini tidak ikut pesta kemerdekaan? Yang aku kutip dari kata-kata rakyat Kuala Namu, kami disini merasa belum merdeka karena kami masih merasa di tindas,apakah kami harus memaksakan bawasanya kami sudah merdeka??? Coba kita baca lagi dan benar-benar kita pahami UUD 1945, apa arrti isi dari pasal-pasal tersebut. Apakah kami sudah merdeka??? Kalau kami disini melihat kemerdekaan itu hanya berada pada Negara dan orang-orang berkuasa. Kami tetap mengakui kemerdekaan itu ada di Negara Indonesia, sekarang inilah yang kami buktikan bawasanya kami tetap memertahankan kemerdekaan dari pejuang-pejuang dulu yang menginginkan menjadi rakyat yang makmur. (Andi Galunk)
Tunggu Louncing Film Dokumenter CELOTEH_CELOTEH KEMERDEKAAN 63thn Produksi KOFi' 52. Kameramen Bobby Umroh Editor Andi Galunk Reporter Baim Sutradara Andi Galunk



Sabtu, 16 Agustus 2008

Langkah Membuat Film

Empat Belas Langkah Membuat Film

Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?
1. Ide
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…
2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300
3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?
4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
FS. Olmes mengayuh becak. Seri duduk merenung, tidak mempedulikan Olmes yang bolak-balik menatapnya.
Olmes : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Seri : (kaget) Heh? Apa, Bang?
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).
10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.
11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).
Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SELAMAT MENCOBA...

Jumat, 15 Agustus 2008

Festival Film Anak 2008

Festival Film Anak 2008, FFA Tanda Bangkitnya Generasi Kreatif?

Harian Global,
Festival Film Anak (FFA) 2008 dipercaya akan membawa napas baru menandai bangkitnya generasi muda kreatif yang akan mendorong kemajuan di dunia perfilman di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
"Festival ini luar biasa. Anak-anak kita luar biasa. Karena ini adalah pertama di Indonesia dan patut didukung semua pihak. Kita akan meminta kepada enam stasiun televisi di Sumatera Utara agar memutar film-film karya anak-anak Sumatera Utara," kata Kepala Dinas Infokom Sumatera Utara Edi Sofian di sela-sela acara Malam Penganugerahan FFA 2008, Selasa malam (29/7) di Garuda Plaza Hotel Medan.
Hal senada disampaikan ketua Dewan Juri FFA 2008 Anthony Ricardo Hutapea. Antony didampingi 4 juri lainnya Dr Daniel (pengamat film/Sekretaris SENAKKI Sumut), Bambang Soed (Anggota KPID
Sumut) yakni Fakhnita (psikolog remaja/aktivis LSM) dan Defi Damayanti (Psikolog anak) menyebutkan, meskipun masih memiliki sedikit kelemahan, namun film anak-anak dapat menjadi dorongan bagi insan perfilman nasional khususnya di Sumut untuk bangkit memproduksi film-film yang bagus.
"Di masa datang, dengan adanya ajang festival seperti ini, film kita akan menjadi film-film yang baik dan berkualitas, mulai dari perencanaannya, pengambilan gambar, penyutradaraan dan pengeditannya," terang Eksekutif Produser Anthony Pictures Production yang sedang mempromosikan film layar lebarnya berjudul "Song of Ghost" itu.
Ulfa, Sekretaris Panitia kepada wartawan menjelaskan, FFA 2008 dilaksanakan dalam rangka memperingat Hari Anak Nasional (HAN) oleh panitia bersama yang terdiri dari 16 lembaga independen, movie maker dan lembaga sponsor yakni PKPA, Sineas Film Documentary (SFD), Medan Short Movie (MSM), Kensington Intitute (KI), Independent Movie Maker Community (IMMC), Komunitas Film (KOFI) 52 Medan, Radio Prambors, Radio GO FM, Radio Suara Medan, Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan Jender (PIKIR), HANs Advertising, Open Design House, Restu Printing, Coca-Cola, Bank Mandiri dan Garuda Plaza Hotel (GPH).
Ulfa mengatakan, FFA 2008 merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 10 Juni 2008, terdiri dari kegiatan roadshow ke media cetak dan elektronik, Workshop Pembuatan Film Fiksi dan Dokumenter yang bertempat sekolah sinematografi, model dan tari Kensington Institute (KI) dan penjurian yang berlangsung di PKPA dan Malam Penganugerahan yang berlangsung di Convention Hall GPH Medan.
Untuk katagori Film Fiksi, film yang berjudul "Andai Kutahu" produksi SANI Pictures - Bekasi terpilih menjadi juara I, disusul "Haruskah Kujatuh" produksi SMA Pancabudi - Medan sebagai juara II, "Terima Kasih Papan Caturku" produksi SMP
Dharma Patra Pangkalansusu, Langkat sebagai juara III dan "Nggak Lagi-lagi Deh" sebagai Film Favorit.
Sedangkan untuk kategori film dokumenter, Film berjudul "Menelusuri Jejak Anak Rimba" produksi PKPA Aceh terpilih sebagai juara I, Film "Coretan Liar" produksi Scetca 52 Medan sebagai juara II, "Merajut Mimpi di Antara Kerikil" produksi SMA Gunung Sitoli - Nias terpilih sebagai juara III dan "Kami juga Punya Rasa" terpilih sebagai Film Favorit.
Untuk kategori Insan Perfilman dalam film Fiksi terbaik Nafis pemeran utama dalam Film "Andai Kutahu" terpilih sebagai Aktor Terbaik, dan Dika Widya Ambarwulan, siswi kelas III SMAN 2 Medan terpilih sebagai Aktris terbaik sebagai Widi, pemeran utama dalam film "Jalan yang Kupilih" produksi SMAN 2 Medan.

Tentang Kampung

Kampung,

Ajamu desa yang jauh dari kota Medan, tepatnya di Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara adalah tempat lahirku. Kampung adalah masa depanku dan jangan pernah malu kalau di bilang kita anak kampung, karena kampung adalah tempat tinggal yang damai.
Seperti yang di nyanyikan oleh Iwan Fals...

D
ESA
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani

Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka

Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan

Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua

Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan
Tapi lintah darat pun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus terusan susah

Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua

Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Desa harus jadi kekuatan ekonomi